Woensdag 17 September 2014
cerpen
Sulaman
dari permata
Teng…teng…teng…
suara bell masuk berbunyi, seluruh anak bergegas masuk ke kelas masing-masing.
Tepat di kelas yang terletak paling ujung di lengkapi suara ribut anak-anak yang
masih bermain dalam ruang kelas sambil menunggu guru masuk mengajar.
Ditengah tengah keributan itu
sebuah pesawat kertas menabrak punggung tita, ia adalah satu-satunya anak yang
duduk manis di bangku nya sambil menggambari bukunya. Selang beberapa menit,
“woyyyy… ibu
ruspita sudah menuju kelas kita..!” teriak seorang anak yang sengaja berjaga
didepan kelas. Semua anak mulai menduduki bangkunya masing-masing. Suasana yang
tadi nyaris seperti pasar kini berubah menjadi hening.
Hari telah
menunjukkan sinar nya yang panas. Jam pun telah pukul 12.00 WIB. Seluruh siswa sudah
waktunya untuk pulang.
Tita yang memakai tongkat sebagai pengganti
kaki sebelah kiri nya itu berjalan menuju rumah yang berjarak 10 meter dari
sekolah nya. Ia berjalan menyusuri pinggiran jalan, tiba-tiba berhenti sebuah
motor yang dikendarai oleh seseorang memakai helm hitam,dan sarung tangan,
menggendong tas besar di punggungnya. Ia turun dari motor dan membuka kaca helm
nya yang tidak transparan itu.
“nak
! kamu tidak dijemput orang tuamu?” Tanya orang itu yang tak lain adalah guru
baru di sekolah tita.
“tidak
buk… orangtua tita tidak peduli dengan tita!” jawab tita sambil berusaha
mengingat nama guru yang ada dihadapannya itu.
“nak
seluruh orang tua itu peduli pada anak nya, karena bagi orang tua anak adalah
permata yang berharga dari tuhan yang dititipkan kepada mereka, jadi tidak ada
orang tua yang tidak peduli pada anak nya…” jelas guru baru itu kepada tita.
tita hanya mengangguk kan kepalanya tanda ia mengerti ucapan guru itu.
Tita
pun tiba didepan rumahnya dengan diantar guru baru itu. Tita mengucapkan terima
kasih dan menjabat tangan guru baru itu.
seperti
biasa di dalam suasana rumah yang sunyi dan berantakan itu tergeletak seorang
wanita di atas ranjang kayu yang kaki-kaki penumpunya sudah lapuk dimakan
waktu.dia adalah ibu tita.
Tita bergegas
merapikan rumah yang berantakan itu dan masak sebelum ibunya terbangun. Jam
menunjukkan pukul 14.30 WIB. Ibunya pun terbangun dari tampat tidurnya dan
langsung membuka tudung saji yang ada di meja dapur.
Tita duduk di tikar
yang sudah bolong-bolong dibawah pohon jambu dibelakang rumahnya sambil
menyulam benang-benang wol menjadi menjadi telapak meja yang cantik. Meskipun
tita masih duduk dibangku SD kelas 4 tapi ia mempunyai fikiran dewasa. Ia
belajar menyulam secara otodidak. Ia sering menjual hasil sulamannya itu
kepasar untuk membantu ekonomi ibunya.
“ tita …! Rebuskan
air panas untuk ibu mandi …” teriak ibunya dari dalam rumah.
“ iya bu …” jawab
tita
Mendengar suara
ibunya Titta langsung mengambil tongkat disampingnya dan segera menghampiri ibunya.
Seperti biasa ibunya selalu
keluar malam pulang pagi.
Hari
minggu pagi tita mencuci baju milik nya dan ibunya. Setelah selesai mencuci
tita bersiap-siap untuk pergi kepasar menjual hasil sulamannya.
Tita pulang dengan membawa
makanan untuk ibunya. Sekitar pukul 11 ibunya baru pulang.
” Tita lihat hp ibu tidak ?”
Tanya ibunya.
“ tidak bu…, ibu tita tadi
membelikan ibu nasi rendang kesukaan ibu, itu sudah tita siapkan dimeja….” Ucap
tita sambil mencari hp ibunya yang tidak terlihat.
(apa
mungkin jatuh dijalan semalam ya …) gumam ibu nya sambil menuju kearah dapur.
tita mendekati ibunya yang duduk
di depan sambil menonton tv hitam putih yang sudah banyak gambar semut
dilayarnya.
“ ibu … ibu malam
ini bisa temani tita tidur ?” Tanya tita memecah suasana siang itu.
“
kamu kan tau ibu malam ini harus mencari uang tita … biasanyakan kamu tidur
sendiri walau tanpa ibu kan?” jawab ibunya dengan nada seakan tidak peduli pada
tita sambil menekan tombol remot tv.
“ ibu … tita ingin
ibu berhenti menjadi kupu-kupu malam …” lanjut tita dengan penuh rasa takut.
“ kurang ajar kamu
tita … (sambil menampar wajah tita) kamu fikir kita makan dari mana selama
ini?”
“tapi kan bu itu
perbuatan yang dilarang Allah …” tambah tita sambil menangis.
“ halah … tau apa
kamu anak kecil … sini kamu ( sambil menyeret tita kedalam kamar) lalu mengunci
kamar itu.
“ ibu buka bu …”
teriak tita sambil menggedor-gedor pintu kamar.
“ diam kamu anak
kurang ajar , dasar anak tidak tahu terimakasih kalau ibu mau sudah dari dulu
kamu ibu buang dasar anak cacat..” maki ibunya didepan pintu kamar.
Tita langsung
terdiam dan sangat terpukul mendengar kata-kata ibunya.
Sementara ibu tita yang terbakar
amarah langsung pergi dari rumah.
Di kamar yang hanya
ada tikar lipat dan sebuah lemari hias yang sudah tua tita merenung ditemani
sepi.
Ibunya tak pulang
hingga esok hari nya.
Tita tidak bisa
pergi sekolah karena masih terkunci di kamar.
Tubuh tita
menggigil dan sangat pucat, tita tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya tergeletak
di atas selembar tikar tipis.Tubuh tita semakin melemah karena sampai siang
hari ibunya tidak kunjung pulang.
Waktu menunjukkan pukul 16.09
WIB. Ibunya baru pulang. Ibu nya masih belum membukakan pintu tita.
Karena tidak mendengar apa-apa
dari kamar tita ibunya pun merasa jengkel (dasar anak pemalas sudah sore
seperti ini masih tidur) gumam ibunya.
Ibu
tita merasa lapar karena tidak ada makanan yang tersedia di dapur. Biasanya
tita selalu memasakkan makanan untuk nya, tapi kali ini ia harus kelaparan
karena tita masih terkunci di kamar. Ia pun membuka pintu kamar tita. ia
melihat tita masih tertidur tengkurap di tikar,
ibunya membangunkan
tita layaknya membangunkan binatang yang sedang tertidur, ia menyepak-nyepak
tubuh tita dengan kaki kirinya. Tapi tita masih belum terbangun juga. Begitu
membalikkan badan tita seluruh tubuhnya sudah terbujur kaku.
ibu tita sangat
terkejut, Ketika hendak keluar mencari bantuan ia melihat sulaman yang sangat
indah di atas lemari hias tita, di balik sulaman itu tersembunyi hp miliknya.
Ibu tita mendekati lemari itu dan membuka hp nya, di hpnya terdapat sebuah
rekaman suara tita, yang berisi:
“ibu ini sulaman dari permata ibu, tita pernah
diberitahu guru tita kalau anak itu adalah permata bagi orang tuanya dan tidak
ada orang tua yang tidak peduli pada anaknya. Tita tahu walaupun ibu sering
memarahi tita sebenarnya ibu menyayangi tita kan bu?, karena tita adalah
permata untuk ibu. Oohh iya bu tita minta maaf ya, ibu melupakan hp ibu diatas
tv jadi tita pinjam hp ibu, tita ingin mengembalikan hp ibu tp tita takut,
nanti kalau hp ibu sudah ibu temukan jangan marahi tita ya bu… tita menyayangi
ibu mmmuuuaahhhh.”
Teken in op:
Plaas opmerkings (Atom)
tatacara mensholatkan jenazah
tatacara mensholatkan jenazah Rukun, syarat, panduan tatacara sholat jenazah atau sholat mayit dibawah ini adalah sudah kami ri...
-
Sejarah Sungai Amazon Terbentuk Oleh Lintasan Ular Sucuriju Sungai Amazon merupakan sungai terpanjang di Amerika. Sungai ini berada d...
-
Sejarah Indonesia Yang Menggetarkan Dunia 1960-an, Era Presiden Sukarno . kekuatan militer Indonesia adalah salah satu yang ...
-
Cara membuat rangkaian seri dan paralel secara mudah & sederhana yang pertama adalah rangkaian paralel ialah rangkaian yang disusu...
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking